Jumat, 14 Oktober 2011

Tentang Tuna Sosial


Permasalahantuna sosial di Indonesia yang meliputi masalah gelandangan, pengemis, tunasusila, bekas narapidana dan pengidap HIV/AIDS terus menunjukan peningkatansejalan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 yanghingga saat ini belum teratasi dengan baik.

Meningkatnya julah kelurga miskin dan angka putussekolahdiberbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan kerja dan maraknyaberbagai konflik sosial dan politik yang muncul di berbagai konflik sosisla danpolitik yang muncul diberbgai daerah. Keadaan ini diperparah, karena bertepatandengan terjadinya masa transisi dari sistem pemerintahan yang bersifatsentralisasi ke desentralisasi dan era perdagangan bebas (AFTA), sebagaimanalayaknya suatu masa transisi, maka masih terdapat banyak kekurangan -kekurangan yang membutuhkan waktu untuk perbaikannya. Keadaan ini membuatsebagian masyarakat limbung dan berusaha untuk survive dengan cara seadanya,seperti antara lain mengemis


Masalah lainyang kecepatan penyebaran maupun penanggulangannya sangat berkaitan dengankemis-kinan adalah HIV/AIDS. Dan status Indonesia dewasa ini telah berubah darinegara dengan kategori prevalensi HIV/AIDS rendah menjadi negara dengankategori epidemi terkonsentrasi, seperti di Provinsi Riau, Papua, DKI Jakarta,Bali, Jawa Barat dan JawaTimur. Data Epidemologis menunjukkan bahwa penularanHIV di Indonesia semakin memprihatinkan. Kenaikan jumlah kasus baru dari merekayang tertular HIV meningkat sangat tajam. Berdasarkan data PusdatinKesejahteraan Sosial tahun 2002, populasi Tuna Sosial kurang lebih 333.020dengan rincian sebagai berikut : Gelandangan dan Pengemis 85.294 orang, TunaSusila 129.478 orang dan Bekas Narapidana 115.307 orang, sedangkan berdasarkanlaporan yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menulardan Penyehatan Lingkungan (PPM dan PL) per Desember 2003, jumlah kasus HIV/AIDSadalah 4.901 kasus.

0 komentar:

Posting Komentar