Saya akan mulai dengan pengertian yang gw mengerti nih. Kata social sih setara dengan masyarakat. Di dalamnya tercakup perorangan dan kelompok-kelompok. Bakti dapat di kata sebagai pengikatan (mengikatkan) diri kepada diri atau diri-diri lainnya. Ikatan ini berupa kepedulian, perasaan tanggungjawab terhadap kehidupan sesama. Berbakti dapat berarti memberi sesuatu (kepada yang butuh pemberian).
Seabreg LSM, Forum-forum, dan seabreg sebutan lainya, yang mengaku akan meperhatikan beberapa, kemudian memecahkan masalah sosial. Belakangan, beberapa pemerintah kota berhasil dibuat risi oleh gelandangan, pengemis dan pengamen, dan pelacur pinggiran jalan. Sebabnya, selain mereka merusak keindahan kota, ada juga anggapan pemerintah kota tidak sanggup menuntaskan para gelandangan yang asyik nangkring di wilayah kekuasaannya. Maka segala upaya ditempuh, Satpol-PP ditugasi untuk melakukan menertiban; dibangun rumah-rumah singgah, panti sosial, panti tuna susila, dan macam-macam lainnya.
Dalam rangka turut serta mengatasi masalah, bermunculan kelompok-kelompok (komunitas) yang secara sukarela memberi santunan. Dan pastinya pemerintah berhak memberi bantuan kepada penyantun untuk memperlancar kepentingan sosialnya. Luar biasa, saya rasa, jumlah kelompok penyantun sosial di indonesia. Ini semacam pengejewantahan jati diri bangsa indonesia yang di puji seluruh negara di dunia. Tetapi, itu dia, kota belum juga indah.
Dengan program pemerintah yang banyak untuk tuntaskan masalah dimaksud, dan seabreg model kelompok peduli sosial, kota masih belum rapi? Inilah maka saya mencoba mengingatkan. Ketika melihat gelandangan, pengamen dan pengemis, juga pelacur pinggiran jalan di kota, ada dorongan untuk turut andil dalam pengentasannya. Tidak tega melihat anak-anak mengamen atau mengemis, nenek-kakek gentanyangan, muda-mudi betah di jalanan. Kemudian mucul pertanyaan membatin, apa yang harus dilakukan?
Dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial, bantuan yang baik itu yang terorganisir dengan serentet prosedur. Dengan kata lain, membantu orang yang butuh bantuan itu mesti terorganisir dan disertai keilmuan yang mumpuni agar tidak salah sasaran. Ilmu dan pengetahuan yang mahir akan membimbing arah santunan kepada sasaran yang tepat. Itu Betul. Tetapi, yang disaksikan hingga sekarang malah semakin mengkhawatirkan. Terus, masalahnya?
Masalahnya adalah titik mulai pembangunan. Di banyak kabupaten, beberapa program pemberdayaan masyarakat tidak digarap dengan seksama–dapat dikata asal ada. Sehingga, peluang ekonomisnya sangat kurang menguntungkan. Lahan pertanian berkurang; jumlah penduduk bertambah; ongkos melaut mahal; cari pekerjaan susahnya setengah gila. Maka pilihan enaknya ngemis, ngamen, ngelacur. Di mana? Ya, di kota. Sebab di kabupaten sangat kecil keuntungannya.
0 komentar:
Posting Komentar